Harus Tega, Kata Kunci Orangtua Membatasi Anak Bermain Gadget

Harus Tega, Kata Kunci Orangtua Membatasi Anak Bermain Gadget

Anisha Saktian Putri30 Jul 2019, 12:30 WIB
 Kata Kunci Orangtua Membatasi Anak Bermain Gadget Harus Tega, Kata Kunci Orangtua Membatasi Anak Bermain Gadget
Fimela.com, Jakarta Gadget memang menjadi tantangan orangtua dalam contoh asuh anak generasi alfa. Penggunaan gadget yang masif oleh generasi milenial dilanjutkan generasi alfa, karenanya membawa efek pada contoh pengasuhan dan karakteristik anak. Mereka memang lebih kreatif dan mandiri, tetapi cendrung tidak sabaran dan tidak mengenal proses.
“Ada istilah yang namanya instant gratification. Jadi, bawah umur ingin segera dipuaskan. Kepingin apa, harus sanggup sekarang. Alhasil, mereka jadi praktis bosan, ngambek, dan cranky,” ujar psikolog Ajeng Raviando
Baca Juga : Info Tenda Pesta
Ini pun ditunjukkan dalam survei GueSehat. Sekitar 30,3% partisipan mengaku jikalau huruf yang paling mayoritas dirasakan dari bawah umur mereka yaitu tidak sabaran. Sedangkan 5,2% ibu mengakui anak mereka cenderung individualis.
Selain tidak sabaran, kurangnya memahami proses juga menciptakan bawah umur generasi alfa mempunyai tenggang rasa yang lebih rendah, keterampilan sosial tidak terasah, dan kurang tangguh.
“Kalau orang yang memahami proses kan pernah salah, gagal, dan tahu jikalau rasanya tidak enak. Dari kegagalan-kegalanan tadi, justru membentuk seseorang menjadi lebih banyak akal, tidak praktis menyerah, dan tidak praktis putus asa” terang Ajeng
Meski terkesan sederhana, ternyata mengajarkan anak mengenai proses perlu dilakukan semenjak dini demi masa depannya. Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi., menuturkan bahwa anak yang tidak terbiasa menjalani proses dan menghadapi kesulitan secara mandiri, selalu dilayani, dan sebagainya, cenderung praktis putus asa dikala menghadap rintangan atau kegagalan.
Orang bau tanah juga harus tega membatasi penggunaan perangkat elektronik, salah satunya gawai, pada anak. Vera menganjurkan batasan penggunaan gadget untuk anak di bawah 18 bulan yaitu hanya boleh melaksanakan video call. Sedangkan usia 18-24 bulan dihentikan lebih dari 30-45 menit dan harus didampingi orang tua.
Untuk usia 2-5 tahun, anak boleh menonton selama 1 jam tetapi dihentikan bermain game. Sementara untuk usia 6 tahun ke atas (usia sekolah dasar), hanya 1-2 jam sehari. Itu pun hanya menonton tetapi dihentikan memasukkan aplikasi game apa pun di handphone. Kalau ingin bermain game, hanya boleh di final pekan.

Survei Guesehat menunjukkan, ini masih menjadi tantangan besar bagi ibu masa kini. Ketika anak dipisahkan dari gawainya, sebanyak 50,1% ibu menyebutkan bahwa buah hatinya akan uring-uringan tetapi perhatiannya sanggup dialihkan dan 46,1% mengaku anak akan biasa-biasa saja. Namun, 3,7% ibu menyampaikan anak mereka sanggup hingga tantrum dan mengamuk.
Menurut Ajeng, selain huruf tidak sabaran, paparan gadget di bawah usia 5 tahun sanggup menganggu perkembangan motorik kasar.
“Kalau kita bicara anak zaman sekarang, banyak lho yang tidak sanggup main sepeda. Belum tentu juga mereka sanggup berenang. Padahal, hal-hal dasar itu diharapkan oleh anak untuk sanggup mempertahankan diri dalam kondisi tertentu,” tambah Ajeng
Tag : Informasi
0 Komentar untuk "Harus Tega, Kata Kunci Orangtua Membatasi Anak Bermain Gadget"

Back To Top